LIPUTAN
SEMINAR
NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Kerjasama Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan Forum Layanan Ipteks Masyarakat (FLipMas) Wilayah
Bali “Ngayah”
Pantai Sanur sudah tidak lagi tersaput warna jingga “sunrise”. Ombak yang tenang, langit biru
cerah dan aroma pantai yang khas mengantar peserta seminar nasional hasil
penelitian menuju ruang Agung room, INNA GRAND BALI BEACH SANUR – BALI.
Peserta seminar nasional ini berdatangan dari penjuru
nusantara, antara lain Medan, Padang, Menado, Makasar, Ambon, Parepare,
Yogyakarta, Surabaya dan juga Bali. Mereka yang datangpun membawa kepentingan
yang berbeda, ada yang akan menjadi pemakalah seminar penelitian (oral atau
poster), pemakalah pengabdian masyarakat (oral atau poster) ataupun hanya
sebagai peserta seminar. Namun tujuan utama mereka sama, untuk meningkatkan
kualitas hasil penelitian dan pengabdian masyarakat, disamping tentu saja
berwisata di pulau dewata.
TJok Istri Sri Ramaswati, SH,MM rektor Universitas Mahasaraswati
(UnMas) Denpasar membuka acara seminar dengan menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya atas berkenan hadir seluruh peserta seminar
baik sebagai pemateri ataupun sebagai peserta. Beliau juga menyatakan bahwa di
kopertis wilayah 8, UnMas merupakan kampus yang paling banyak mendapatkan dana
hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, oleh karena itu siap
menerima kerjasama dalam bidang penelitian ataupun pengabdian. Tepat pukul
10.00 WITA acara seminar dibuka dengan pemukulan Gong sebanyak 5 kali, “Saya
pukul 5 kali sama seperti Pancasila”, komentar bu Istri dengan senyumnya yang
ramah dan disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Selanjutnya pada Sesi Pleno, bertindak sebagai moderator
Dr. Ir. Ketut Widnyana, MP dengan pembicara utama (panel) yaitu Prof. Dr. Agus
Subekti, Msc.,Ph.D beliau adalah Direktur Direktorat Litabmas Ditjen Pendidikan
Tinggi dan Dr. Drajat Tri Kartono,M.si sebagai salah satu Reviewer penelitian
Dikti.
“Tri Dharma Perguruan tinggi adalah kewajiban bagi setiap
dosen, kalau mau jadi dosen harus melakukan penelitian dan kalau ada dosen yang
tidak mau meneliti harusnya diberi hukuman” , ungkap Prof Agus yang disambut
tepuk tangan peserta seminar. Beliau
melanjutkan pengajaran yang dilakukan oleh dosen yang telah melakukan
penelitian akan lebih berkualitas jika didukung oleh penelitian dosen. Pertama-tama
dosen melakukan penelitian, selanjutnya hasil penelitiannya akan
diimplementasikan pada kegiatan pengabdian masyarakat, dan ketika dosen
melakukan pengajaran di kelas maka dosen tersebut akan dengan bangga bisa
mengatakan:” menurut penelelitian saya …..”. Tepuk tangan hadirin kembali memenuhi Agung Room A yang nuansanya sangat kental dengan
arsitektur Bali.
Peserta
tampak sangat antusias menanggapi apa yang disampaikan prof. Agus, salah
seorang peserta mengajukan pertanyaan yang rupa-rupanya mewakili suara hati
peserta lain, “Jika memang penelitian itu sangat dibutuhkan oleh dosen, bahkan
merupakan suatu kewajiban, kenapa persyaratan yang melengkapi penelitian di
Simlitabmas sangat banyak dan terus terang lebih merepotkan dari penelitiannya
itu sendiri.” Prof Agus sangat memahami itu, tapi itulah sistem, yang dibuat
untuk memudahkan namun tetap saja tidak bisa mengakomodir seluruh kepentingan
peneliti di seluruh Indonesia.
Pada
sesi ini juga Dr. Drajat menyampaikan tentang manajemen penelitian, yang
intinya UU tentang guru dan dosen, UU tentang sisdiknas dan UU tentang
perguruan tinggi semuanya bermuara pada kewajiban dosen untuk melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Beliau juga menyampaikan tentang paragidma peneltian
yang baru yaitu setelah melakukan riset dan membuat laporan penelitian maka
yang tidak kalah penting adalah luaran penelitian, yaitu HAKI, Jurnal, Buku
ajar atau kebijakan. Jadi menurut salah satu reviewer dikti ini, laporan
penelitian bukan merupakan hasil akhir dari penelitian, luaran penelitian lebih
penting dan harus ada, karena jika tidak dilaksanakana maka peneliti yang
bersangkutan tidak akan bisa mendapatkan dana hibah pada pengajuan berikutnya.
Sesi
ini berakhir tepat pukul 12.30 WITA dan dilanjutkan sesi pararel untuk presentasi
seminar hasil penelitian baik dalam bentuk oral dan poster setelah makan siang.
Sebanyak 86 abstraksi penelitian (oral) telah diloloskan panitia semnas melalui
seleksi yang dikirim secara on line. Peneliti yang abstraksinya dinyatakan
lolos selanjutnya mengirimkan artikel lengkap dengan gaya selingkung yang telah
ditetapkan oleh panitia semnas. Selanjutnya, disinilah para peneliti memaparkan
hasil penelitiannya sebagai salah satu bentuk luaran dari kegiatan penelitian
dan sebagai aktualisasi pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. Selain seminar
penelitian oral pada sesi ini juga dilaksanakan seminar penelitian poster yang
diikuti sebanyak 76 poster yang juga tersebar dari seluruh wilayah Indonesia.
Pada
Sesi pertama di ruang C (Agung Room 3) salah satu pemakalah seminar nasional adalah dari STIE Widya Gama
Lumajang atas nama Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE,MM dengan judul artikel
yang diseminarkan “Permintaan audit sebagai variable intervening untuk pengaruh
Jumlah anggota, size dan kewajiban terhadap kinerja keuangan koperasi”. Artikel
seminar ini merupakan salah satu luaran
dari hasil penelitian untuk skim
Penelitian Dosen Pemula (PDP) yang mendapat pendanaan dari Dikti tahun 2013.
Pada
hari kedua acara seminar nasional merupakan sesi pararel untuk bidang
pengabdian masyarakat. Seperti halnya bidang penelitian, pada sesi ini pun
dibagi dalam sesi oral dan poster. Pada kesempatan ini bertindak sebagai
keynote speaker: Prof. Dr. Bambang Prasetya (Kepala Badan Standarisasi
Nasional), Prof. Dr. Sundani Nurono Soewandhi (Ketua Flipmas Indonesia dan
reviewer PPM Dikti), Ir. Gatot Murdjito,MS (reviewer PPM Litabmas Dikti). Hal
penting yang disampaikan pada sesi pleno ini
bahwa masyarakat menunggu hasil pemikiran kita agar dapat membantu
mensejahterakan masyarakat. Jangan hanya
terpancang pada nilai nominal yang diterima dari pendaaan Dikti, tapi apa yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat itu jauh lebih besar dan lebih bermakna.
Pada
kesempatan ini selain diisi oleh sesi pararel presentasi pengabdian masyarakat
(oral dan poster), UNMAS Press juga meluncurkan sebuah buku: “Lanskap Budaya
SUBAK” Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Sang Putu Kaler Surata, MS salah satu
guru besar di Universitas Mahasaraswati Denpasar dan merupakan luaran dari
Hibah penelitian PEER Science, Amerika Serikat.
Lanskap
budaya merupakan pemandangan yang dibentuk dari perpaduan antara pekerjaan alam
dan perilaku manusia. Salah satu lanskap budaya paling terkenal ke berbagai
Negara adalah sawah berteras milik subak di Bali. Lanskap budaya subak terkenal
bukan hanya karena pemandangannya yang indah, tetapi lebih pada kekayaan
kebudayaan yang mencerminkan berbagai nilai kehidupan universal. Adanya nilai
tersebut sehingga Badan Dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) pada 12
Juni 2012 menetapkan lanskap budaya subak sebagai warisan budaya dunia. Itulah
sekilas yang tertuang di dalam buku
Lanskap Budaya SUBAK.
Salah
satu kegiatan yang tidak kalah penting dalam rangkaian acara seminar nasional
ini adalah panitia memfasilitasi salah satu tujuan berwisata yaitu dengan
kegiatan Field Trips pada hari ketiga dengan lokasi tujuan Pura Pegulingan
(akulturasi budaya), Tirta Empul (Istana presiden), Balai subak Pulagan, Ceking
(Terraced rice fields), desa Petulu (wisata biologis burung kokokan) dan wisata
ubud. Acara ditutup dengan menikmati persembahan tari Legong Keraton.
Tidak
ada kesan yang lebih mendalam kecuali setelah menuangkan dan berbagi dalam
tulisan ini. Kiranya tulisan ini dapat menjadikan pemacu semangat untuk
melakukan peneltian. "Sukses adalah sebuah
proses, kualitas dari
pikiran dan cara sikap,affirmasi kehidupan yang keluar" -Alex
Noble
Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar