Selasa, 21 Oktober 2014

PERJALANAN 1



LIPUTAN
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Kerjasama Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan  Forum Layanan Ipteks Masyarakat (FLipMas) Wilayah Bali “Ngayah”

Pantai Sanur  sudah tidak lagi tersaput warna jingga “sunrise”. Ombak yang tenang, langit biru cerah dan aroma pantai yang khas mengantar peserta seminar nasional hasil penelitian menuju ruang Agung room, INNA GRAND BALI BEACH SANUR – BALI.
Peserta seminar nasional ini berdatangan dari penjuru nusantara, antara lain Medan, Padang, Menado, Makasar, Ambon, Parepare, Yogyakarta, Surabaya dan juga Bali. Mereka yang datangpun membawa kepentingan yang berbeda, ada yang akan menjadi pemakalah seminar penelitian (oral atau poster), pemakalah pengabdian masyarakat (oral atau poster) ataupun hanya sebagai peserta seminar. Namun tujuan utama mereka sama, untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengabdian masyarakat, disamping tentu saja berwisata di pulau dewata.
TJok Istri Sri Ramaswati, SH,MM rektor Universitas Mahasaraswati (UnMas) Denpasar membuka acara seminar dengan menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas berkenan hadir seluruh peserta seminar baik sebagai pemateri ataupun sebagai peserta. Beliau juga menyatakan bahwa di kopertis wilayah 8, UnMas merupakan kampus yang paling banyak mendapatkan dana hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, oleh karena itu siap menerima kerjasama dalam bidang penelitian ataupun pengabdian. Tepat pukul 10.00 WITA acara seminar dibuka dengan pemukulan Gong sebanyak 5 kali, “Saya pukul 5 kali sama seperti Pancasila”, komentar bu Istri dengan senyumnya yang ramah dan disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Selanjutnya pada Sesi Pleno, bertindak sebagai moderator Dr. Ir. Ketut Widnyana, MP dengan pembicara utama (panel) yaitu Prof. Dr. Agus Subekti, Msc.,Ph.D beliau adalah Direktur Direktorat Litabmas Ditjen Pendidikan Tinggi dan Dr. Drajat Tri Kartono,M.si sebagai salah satu Reviewer penelitian Dikti.
“Tri Dharma Perguruan tinggi adalah kewajiban bagi setiap dosen, kalau mau jadi dosen harus melakukan penelitian dan kalau ada dosen yang tidak mau meneliti harusnya diberi hukuman” , ungkap Prof Agus yang disambut tepuk tangan peserta seminar. Beliau melanjutkan pengajaran yang dilakukan oleh dosen yang telah melakukan penelitian akan lebih berkualitas jika didukung oleh penelitian dosen. Pertama-tama dosen melakukan penelitian, selanjutnya hasil penelitiannya akan diimplementasikan pada kegiatan pengabdian masyarakat, dan ketika dosen melakukan pengajaran di kelas maka dosen tersebut akan dengan bangga bisa mengatakan:” menurut penelelitian saya …..”. Tepuk tangan hadirin  kembali memenuhi Agung Room A  yang nuansanya sangat kental dengan arsitektur Bali.
Peserta tampak sangat antusias menanggapi apa yang disampaikan prof. Agus, salah seorang peserta mengajukan pertanyaan yang rupa-rupanya mewakili suara hati peserta lain, “Jika memang penelitian itu sangat dibutuhkan oleh dosen, bahkan merupakan suatu kewajiban, kenapa persyaratan yang melengkapi penelitian di Simlitabmas sangat banyak dan terus terang lebih merepotkan dari penelitiannya itu sendiri.” Prof Agus sangat memahami itu, tapi itulah sistem, yang dibuat untuk memudahkan namun tetap saja tidak bisa mengakomodir seluruh kepentingan peneliti di seluruh Indonesia.
Pada sesi ini juga Dr. Drajat menyampaikan tentang manajemen penelitian, yang intinya UU tentang guru dan dosen, UU tentang sisdiknas dan UU tentang perguruan tinggi semuanya bermuara pada kewajiban dosen untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Beliau juga menyampaikan tentang paragidma peneltian yang baru yaitu setelah melakukan riset dan membuat laporan penelitian maka yang tidak kalah penting adalah luaran penelitian, yaitu HAKI, Jurnal, Buku ajar atau kebijakan. Jadi menurut salah satu reviewer dikti ini, laporan penelitian bukan merupakan hasil akhir dari penelitian, luaran penelitian lebih penting dan harus ada, karena jika tidak dilaksanakana maka peneliti yang bersangkutan tidak akan bisa mendapatkan dana hibah pada pengajuan berikutnya.
Sesi ini berakhir tepat pukul 12.30 WITA dan dilanjutkan sesi pararel untuk presentasi seminar hasil penelitian baik dalam bentuk oral dan poster setelah makan siang. Sebanyak 86 abstraksi penelitian (oral) telah diloloskan panitia semnas melalui seleksi yang dikirim secara on line. Peneliti yang abstraksinya dinyatakan lolos selanjutnya mengirimkan artikel lengkap dengan gaya selingkung yang telah ditetapkan oleh panitia semnas. Selanjutnya, disinilah para peneliti memaparkan hasil penelitiannya sebagai salah satu bentuk luaran dari kegiatan penelitian dan sebagai aktualisasi pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. Selain seminar penelitian oral pada sesi ini juga dilaksanakan seminar penelitian poster yang diikuti sebanyak 76 poster yang juga tersebar dari seluruh wilayah Indonesia.
Pada Sesi pertama di ruang C (Agung Room 3) salah satu pemakalah  seminar nasional adalah dari STIE Widya Gama Lumajang atas nama Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE,MM dengan judul artikel yang diseminarkan “Permintaan audit sebagai variable intervening untuk pengaruh Jumlah anggota, size dan kewajiban terhadap kinerja keuangan koperasi”. Artikel seminar ini merupakan salah satu  luaran dari hasil  penelitian untuk skim Penelitian Dosen Pemula (PDP) yang mendapat pendanaan dari Dikti tahun 2013.
Pada hari kedua acara seminar nasional merupakan sesi pararel untuk bidang pengabdian masyarakat. Seperti halnya bidang penelitian, pada sesi ini pun dibagi dalam sesi oral dan poster. Pada kesempatan ini bertindak sebagai keynote speaker: Prof. Dr. Bambang Prasetya (Kepala Badan Standarisasi Nasional), Prof. Dr. Sundani Nurono Soewandhi (Ketua Flipmas Indonesia dan reviewer PPM Dikti), Ir. Gatot Murdjito,MS (reviewer PPM Litabmas Dikti). Hal penting yang disampaikan pada sesi pleno ini  bahwa masyarakat menunggu hasil pemikiran kita agar dapat membantu mensejahterakan  masyarakat. Jangan hanya terpancang pada nilai nominal yang diterima dari pendaaan Dikti, tapi apa yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat itu jauh lebih besar dan lebih bermakna. 
Pada kesempatan ini selain diisi oleh sesi pararel presentasi pengabdian masyarakat (oral dan poster), UNMAS Press juga meluncurkan sebuah buku: “Lanskap Budaya SUBAK” Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Sang Putu Kaler Surata, MS salah satu guru besar di Universitas Mahasaraswati Denpasar dan merupakan luaran dari Hibah penelitian PEER Science, Amerika Serikat.
Lanskap budaya merupakan pemandangan yang dibentuk dari perpaduan antara pekerjaan alam dan perilaku manusia. Salah satu lanskap budaya paling terkenal ke berbagai Negara adalah sawah berteras milik subak di Bali. Lanskap budaya subak terkenal bukan hanya karena pemandangannya yang indah, tetapi lebih pada kekayaan kebudayaan yang mencerminkan berbagai nilai kehidupan universal. Adanya nilai tersebut sehingga Badan Dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) pada 12 Juni 2012 menetapkan lanskap budaya subak sebagai warisan budaya dunia. Itulah sekilas yang tertuang di dalam buku  Lanskap Budaya SUBAK.
Salah satu kegiatan yang tidak kalah penting dalam rangkaian acara seminar nasional ini adalah panitia memfasilitasi salah satu tujuan berwisata yaitu dengan kegiatan Field Trips pada hari ketiga dengan lokasi tujuan Pura Pegulingan (akulturasi budaya), Tirta Empul (Istana presiden), Balai subak Pulagan, Ceking (Terraced rice fields), desa Petulu (wisata biologis burung kokokan) dan wisata ubud. Acara ditutup dengan menikmati persembahan tari Legong Keraton.
Tidak ada kesan yang lebih mendalam kecuali setelah menuangkan dan berbagi dalam tulisan ini. Kiranya tulisan ini dapat menjadikan pemacu semangat untuk melakukan peneltian. "Sukses adalah sebuah proses, kualitas dari pikiran dan cara sikap,affirmasi kehidupan yang keluar" -Alex Noble
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar