POTRET PENELITIAN DOSEN:
HARAPAN & KENYATAAN
Dalam perguruan tinggi, dosen mempunyai
peran penting berkaitan dengan mutu pendidikan yang diberikan oleh perguruan
tinggi tersebut. Peran tersebut
dilaksanaakan dalam tiga fungsi dosen yang dikenal dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang meliputi Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat.
Di
antara ketiga fungsi dosen tersebut, penelitian mempunyai peran cukup vital,
karena melalui penelitian, dosen dapat mengembangkan pengetahuan baru dan mengaplikasikannya
dalam berbagai fenomena yang terjadi.
Hasil penelitian ini akan memperkaya khasanah keilmuan dosen dan
meningkatkan kualitas pengajaran dosen di kelas.
Bagi
perguruan tinggi, penelitian dosen selain menambah referensi pengetahuan, juga
akan meningkatkan citra perguruan tinggi, menjadikan perguruan tinggi tersebut
dikenal sebagai sumber pengembangan ilmu
pengetahuan. Perguruan tingi diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam memecahkan problema-problema pembangunan
dalam memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat. Sehingga
sebuah perguruan tinggi tanpa adanya aktifitas penelitian, maka patut
dipertanyakan keberadaanya. Oleh
karena itu, kegiatan penelitian harus terus dipacu, baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya.
Ukuran Keberhasilan Penelitian
Ukuran
keberhasilan penelitian berpijak pada dua pengakuan, yakni dari masyarakat
luas, dan dari kalangan akademisi itu sendiri, yakni sesama peneliti diakui
sebagai temuan yang valid, baru dan tajam. Untuk dapat mengetahui bahwa suatu
penelitian dikatakan berhasil atau tidak, maka diperlukan standar atau ada
ukuran-ukuran yang ditetapkan, yakni dengan melihat beberapa indikator sebagai
berikut antara lain; Pertama, apabila hasil penelitian tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memecahkan persoalan yang sedang mereka
hadapi. Karena hasil penelitian itu esensinya memang diarahkan untuk memecahkan
problem yang sedang dialami masyarakat, sehingga ukuran keberhasilannya adalah
sejauh mana penelitian tersebut diapresiasi oleh masyarakat, yaitu digunakan
atau tidak.
Kondisi
ideal di atas kalau dicross-checkan dengan keadaan riil yang ada, maka ada
beberapa kendala yang secara umum menjadi persoalan penelitian antara lain,
pertama, hasil penelitian kurang banyak dimanfaatkan masyarakat dan berulang-ulang,
sehingga tidak ada kemajuan yang berarti. Kedua penelitian yang ada masih
banyak didominasi corak penelitian yang bersifat literatur dan normatif, kurang
bersifat empirik-realistis. Ketiga, masih minimnya pemahaman dosen tentang
pentingnya penelitian yang nantinya akan digunakan untuk pengurusan kenaikan
jabatan fungsuinal dosen. Keempat kemampuan dosen untuk melakukan penelitian
juga masih rendah. Padahal dosen ketika mengajar seharusnya berdasarkan hasil
telaah atau penelitian yang mereka lakukan. Kelima, rendahnya budaya untuk
meneliti, sehingga kualitas skripsi juga memprihatinkan. Keenam, kurangnya
kerjasama di bidang penelitian dengan lembaga lain. Dan yang terakhir adalah
belum terintegrasinya kegiatan LPPM dengan penelitian, jadi masing-masing masih
terpisah. Pengabdian masyarakat harusnya merupakan pengembangan dari hasil
penelitian, tidak sekedar KKN yang membangun fisik di desa.
Kualitas Penelitian
Untuk dapat
dikatakan dapat memenuhi kriteria sebagai peneliti yang mempunyai kompetensi
yang memadai, ada beberapa skill yang harus dipenuhi antara lain: Pertama,
kemampuan mengaitkan topik dengan kebutuhan aktual di masyarakat. Ini sangat
penting, karena suatu penelitian biasanya didanai karena faktor ini, yakni
"kejelian" untuk merespon dan mengemas isu-isu aktual ke dalam
proposal penelitian. Kedua, penguasaan persoalan penelitian yang akan diteliti.
Artinya kemampuan peneliti dalam mengukur kemampuannya melakukan analisis
terhadap penelitiannya. Ketiga, penguasaan metodologi yang tepat. Metodologi
ibarat alat, peneliti yang tidak mempunyai perspektif yang memadai akan
metodologi penelitian, maka akan "kering" hasil penelitiannya, bahkan
bisa salah. Peneliti harus memahami tentang metodologi dan pengetahuan yang
luas sehingga dapat melakukan analisis yang tajam dan mendalam. Keempat, adanya
komitmen dan integritas keilmuan. Integrtitas berartri ia berusaha jujur, yang
benar dikatakan benar, begitupula sebaliknya. Banyak kasus penelitian yang
dilakukan hanya dengan responden dan data yang imajiner atau fiktif. Sebagai
peneliti yang mempunyai integritas, maka keadaan ini jelas tidak mungkin untuk
dilakukan. Kelima, kemampuan menulis proposal yang jelas dan meyakinkan.
Keenam, mampu menulis laporan dengan jelas dan benar. Kuncinya adalah laporan
disusun dengan baik, relevan dengan masalah yang diangkat dan proporsional.
Upaya pengembangan
Sebagai
upaya pengembangan penelitian diperlukan beberapa program untuk mendongkrak
penelitian dosen. Program tersebut, antara lain dengan pemberian insentif pada
penelitian, reward untuk penelitian/skripsi terbaik, reward untuk artikel
penelitian terbaik di jurnal kampus (dosen/mahasiswa) dan pelatihan peningkatan
kompetensi dosen dalam penelitian.
Disamping
itu untuk meningkatkan mutu penelitian, maka perlu adanya peningkatan relevansi
topik penelitian dengan persoalan aktual yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
Jadi penelitian yang dilakukan harus dapat ikut memberikan kontribusi dan
menjadi problem solving terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Peningkatan
kegiatan pengabdian masyarakat dengan menerapkan hasil penelitian.
Upaya lain
adalah dengan mengikuti hibah penelitian yang didanai DIKTI. Salah satu hibah
penelitian yang bisa diikuti oleh dosen STIE adalah Hibah Penelitian Dosen
Pemula (PDP). Penelitian Dosen Pemula dimaksudkan sebagai kegiatan penelitian
dalam rangka membina dan mengarahkan para peneliti pemula untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan penelitian di perguruan tinggi. Cakupan program ini
adalah penelitian-penelitian yang dahulu diwadahi dalam Penelitian Dosen Muda
dan Kajian Wanita yang meliputi bidang kesehatan, hukum, sosial-humaniora,
pertanian, MIPA, pendidikan, rekayasa, ekonomi, keolahragaan, agama,
sastra-filsafatpsikologi, seni, dan budaya. Penelitian ini diperuntukkan bagi
dosen pemula yang belum berjabatan Lektor Kepala dan belum bergelar doktor dari
perguruan tinggi dengan status perguruan tinggi binaan. Jumlah dana yang
dialokasikan untuk penelitian ini adalah Rp. 10.000.000 s.d Rp. 15.000.000,-
untuk setiap judul penelitian dengan waktu penelitian satu tahun.Program
penelitian ini dikelola oleh Kopertis melalui koordinasi dengan Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Ditjen Dikti. Setelah
penelitian selesai, para peneliti diwajibkan untuk menyerahkan laporan hasil
penelitian, luaran publikasi ilmiah, dan diharapkan dapat melanjutkan
penelitiannya ke program penelitian lain yang lebih tinggi
Keterlibatan Dosen STIE Widya Gama Dalam Penelitian Dosen
Jumlah dosen STIE Widya Gama yang memperoleh hibah peneletian dosen
pemula tahun 2014 sebanyak 7 dosen untuk 4 judul penelitian. Selain itu juga
tercatat 2 dosen yang luaran hasil penelitiannya lolos dalam seleksi sebagai
pemakalah dalam seminar nasional hasil penelitian dan 1 dosen dalam seminar
internasional. Bahkan dipenghujung tahun mahasiswa STIE Widya Gama Lumajang
(Rakhmad Khariza) ikut berperan sebagai pemakalah dalam Seminar dan Ekspose
Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Kopertis
Wilayah VII, tercatat juga 2 nama dosen yang lolos sebagai pemakalah dalam
Seminar ini.
Jika dibandingkan dengan jumlah seluruh dosen (40 dosen tetap dan tidak
tetap) STIE Widya Gama Lumajang, keterlibatan dosen dalam kegiatan penelitian
dosen masih sangat kecil. Namun hal ini merupakan signal yang bagus untuk terus
dipacu dan dikembangkan, untuk menumbuhkan minat meneliti bagi dosen yang lain.
Kemampuan dosen STIE Widya Gama menembus ajang seminar nasional dan
internasional sangat pantas untuk mendapatkan reward selain perhitungan angka
kredit dalam Laporan Kinerja Dosen.
Penutup
Pemberian reward
dan penghargaan, merupakan salah satu usaha untuk merangsang dan memacu
semangat dosen supaya mereka dapat menghasilkan karya-karya yang bermutu. Jadi
ukuran keberhasilanya adalah menghasilkan karya yang bermutu. Sedangkan pemberian
reward dimaksudkan agar mereka giat dan terpacu dalam melakukan penelitian.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar